Artikel

Niat Puasa Idul Adha 2022, Lengkap Beserta Keutamaannya

July 7, 2022

Pelita Pratama-

Niat Puasa Idul Adha 2022 Lengkap Beserta Keutamaannya harus diamalkan jika Anda akan melaksanakan ibadah puasa sunnah ini. Mengacu dari hasil sidang isbat yang sudah digelar Kementerian Agama (Kemenag), 1 Dzulhijah 1443 H jatuh pada Jumat (1/7/2022) lalu.

Maka, hari raya Idul Adha akan dirayakan pada Minggu, (10/7/2022) mendatang.

Ada dua jenis puasa sunnah sebelum Idul Adha yang dianjurkan untuk dijalankan, yakni puasa Arafah dan Tarwiyah. Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijah, sedangkan puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan tanggal 9 Dzulhijah.

Keutamaan melakukan puasa dua hari sebelum hari raya Idul Adha sangat besar. Hukumnya adalah sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan. Lalu, bagaimana niat puasanya? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Kamis (7/7/2022):

Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijah

Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa puasa tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijah, atau Jumat (8/7) besok. Dalam sebuah hadis disebutkan, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa di hari Tarwiyah (8 Zulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Zulhijah) akan mengampuni dosa dua tahun,” (H.R. Tirmidzi).

Niat puasa Idul Adha dianjurkan dilakukan pada malam hari sebelum sahur atau sebelum azan subuh berkumandang. Adapun niat Puasa Tarwiyah adalah seperti berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT” [khu]

Puasa Arafah 9 Djulhijah

Puasa arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah, yakni Sabtu (9/7) mendatang. Pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah waktu di mana jamaah haji melaksanakan wuquf di Padang Arafah. Karena hal itu, kaum muslimin yang tidak ikut menjalankan ibadah haji dianjurkan untuk melakukan Puasa Arafah. Rasulullah SAW bersabda tentang pahala ibadah puasa Arafah, yakni:

“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya” (HR. Muslim, no 1162).

Wukuf di Arafah bagi jemaah haji dilaksanakan tanggal 9 Dzulhijjah menurut penanggalan Arab Saudi. Namun, terkadang muncul persoalan jika awal bulan Dzulhijah di Indonesia dan Arab Saudi berbeda seperti tahun ini. Hal itupun tak jarang menjadi perdebatan bagi banyak orang.

Pensyariatan Puasa Arafah sendiri dilaksanakan sebagaimana juga puasa hari-hari Dzulhijjah sebelumnya. Bahkan, sejak dulu sebelum adanya haji yang dilakukan oleh Nabi SAW atau yang terkenal dengan nama Haji Wada’.

Sehingga, hari Arafah adalah hari ke-9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Maka, para ulama ketika membicarakan puasa Arafah ini lebih menekankan pada tanggal 9 Dzulhijjah bukan pada waktu wukuf di Arafah. Adapun niat puasanya adalah:



 نويتُ صومَ عرفة سُنّةً لل تعالى

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya berniat puasa sunah Arafah karena Allah ta’ala”

Ibadah 10 Hari Dzulhijah

Selain melakukan dua puasa sunnah tersebut, kaum muslimin juga dianjurkan memperbanyak ibadah pada 10 hari pertama Dzulhijah sebelum Idul Adha. Berikut hadis yang menegaskan hal tersebut:

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)”

“Para sahabat bertanya: ‘Tidak pula jihad di jalan Allah?’ Nabi SAW menjawab: ‘Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun’,” .

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad).

Makna Hari Raya Idul Adha

Hari raya Idul Adha biasa disebut juga sebagai hari raya kurban. Pada 10 Dzulhijah, dimulai sunah penyembelihan hewan kurban. Namun, bisa juga dilakukan pada tiga hari tasyrik 11-13 Dzulhijah. Kurban merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang hukumnya sunah muakadah. Artinya, ibadah yang sangat amat dianjurkan untuk dijalankan. Ketentuan soal ibadah kurban seperti firman Allah SWT dalam surah Al Hajj:

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan [kurban], agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah [Muhammad] kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh [kepada Allah],” (Q.S. Al-Hajj [22]: 34).

Perintah kurban berawal dari kisah keteguhan Nabi Ibrahim AS ketika menerma perintah dari Allah SAW untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail.  Karena ketaatannya kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu, kendati menyalahi kasih sayang seorang ayah kepada putranya. Atas kemurahan Allah SWT, penyembelihan Nabi Ismail kemudian dibatalkan dan diganti dengan kurban kambing.

Sumber : https://www.merdeka.com/

Baca Juga Artikel di bawah

– Apa itu Paket C ? Apa kah Ijazah nya resmi ?

– Perbedaan ANBK dan UNBK

– Apa itu SNPTN, SBMPTN dan UTBK

– Apa itu PKBM

Kata kunci: , , , , ,