Artikel

Bahagia Betulan? Atau Sekedar Bahagia?

Aku baru sadar ternyata semakin bertambah usia tingkat kebahagian juga berbeda dengan usia sebelumnya. Ketika masih kecil hal-hal sederhana bisa membuatku bahagia, karena dunia waktu itu begitu murni dan sangat sederhana.

Contohnya, aku bisa selalu bermain dengan teman, menemukan mainan baru, berjalan-jalan bersama keluarga, bahkan hanya memakan camilan favorit saja sudah sangat menyenangkan. Ketika masih kecil, aku merasa bahagia hanya dengan berlarian di taman, mendengar cerita dari ibu sebelum tidur, atau melihat hujan turun. Sangat membahagiakan padahal hanya bermain petak umpet bersama teman-teman, kejar-kejaran, atau permainan sederhana lainnya.

Saat masih kecil, kebahagiaan datang dari hal-hal sederhana karena pandangan kita pada dunia belum begitu rumit. Ketika masih anak kecil kita dipenuhi rasa ingin tahu yang besar dan imajinasi yang kuat.

Bulan bertambah, tahun pun berganti seiring berjalannya waktu usiaku bertambah. Aku duduk di bangku sekolah dasar. Dan ternyata penyebab kebahagiaanku tentunya juga berbeda dengan sebelumnya.

Begitupun saat aku menginjak usia remaja. Apakah kalian merasakan hal yang sama? Saat kita remaja ternyata untuk merasa bahagia-yang benar-benar bahagia tidak lagi sesederhana saat kita anak-anak.

Tingkat kebahagiaan saat remaja bisa sangat bervariasi, karena masa remaja adalah masa transisi yang penuh perubahan. Salah satunya adalah persahabatan. Hal ini yang membuatku senang. Karena memiliki teman yang mendukung sekaligus berpengaruh dalam kebahagiaanku.

Menurutku persahabatan sangat penting bagi remaja, karena saat usia remaja kita mulai mencari rasa diterima oleh identitas selain keluarga. Hubungan yang baik dengan teman-teman juga sangat meningkatkan kebahagiaan.

Namun kadang kala tekanan sosial atau merasa diabaikan dapat mengurangi kebahagiaan. tapi kita juga perlu ingat bahwa kebahagiaan tidak bersifat abadi. Dan sering kali datang serta pergi. Menurutku di kehidupan yang penuh dengan naik turunnya emosi. Setiap orang pasti akan mengalami berbagai perasaan, baik yang positif maupun yang negatif. Tetapi, justru karena kebahagiaan itu tidak bersifat abadi, kita jadi bisa lebih menghargai momen-momen bahagia itu.

Lalu saat aku bertumbuh dewasa. Kupikir ternyata kebahagiaan terasa lebih kompleks, padahal sebenarnya kebahagiaan bisa tetap sederhana seperti dulu, jika kita mau menghargai hal-hal kecil dalam hidup.

Kalian mungkin merasakan, ternyata semakin dewasa, hidup jadi sedikit lebih rumit dan tidak seseru dulu. Iyaa yaa, kalo dipikir-pikir dulu kok semuanya terasa menyenangkan tanpa adanya beban,

Tetapi, yaa, mau bagaimana lagi. Nyatanya memang hidup ini adalah sebuah fase yang tidak berhenti berputar. Sekarang, bisa jadi bahagia, tapi besok jadi sedih, kemudian marah, lalu balik senang lagi. Tidak ada yang selalu sama dan akan terus bergulir.

Kalau udah terlalu senang kita bakal diingatkan soal perihnya luka. Kalau sedih sudah mendalam, kita bakal di hibur oleh kebahagiaan yang tak terkira. Semua fase muncul bersahutan untuk melengkapi makna kehidupan yang penuh dengan pembelajaran, bahagia, senang, sedih dan rasa syukur.